Periode Musik


Zaman Abad Pertengahan sejarah kebudayaan adalah zaman antara berakhirnya kerajaan Romawi (476 M) sampai dengan zaman Reformasi agama Kristen oleh Marthen Luther (1572M). Perkembangan musik pada zaman ini disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan dunia yang semakin meningkat, yang menyebabkan penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Perubahan dalam sejarah musik adalah bahwa musik tedak lagi dititikberatkan pada kepentingan keagamaan tetapi dipergunakan juga untuk urusan duniawi, sebagai sarana hiburan.
Perkembangan selanjutnya adalah adanya perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang dikembangkan oleh Guido d’ Arezzo (1050 M)
Musik dengan menggunakan beberapa suara berkembang di Eropa Barat. Musik Gregorian disempurnakan oleh Paus Gregorius.

Musik Abad Pertengahan
Musik abad ini bermula pada Gereja Roma Katolik di Barat (Eropa Barat). Musik ini digunakan dalam ibadat terutama di Katedral dan biara, biasa dinyanyikan oleh para biarawan/wati. Musik Gereja Abad Pertengahan biasa disebut dengan istilah Musik Gregorian, yang bersifat plainchat (musik polos). Tidak diketahui secara pasti bagaimana menyanyikan musik ini, karena yang ada hanya dokumentasi musik tertulis mengenai musik abad pertengahan, kebanyakan dokumentasi msuk pada zaman abad pertengahan awal adalah untuk musik vokal.

Sedikit saja manuskrip yang memberikan petunjuk penggunaan instrumen musik, hanya dari ilustrasi manuskrip serta lukisan-lukisan abad pertengahan yang memberikan petunjuk penggunaan instrumen musik dalam abad awal. Pada masa ini Gereja tidak mengijinkan penggunaan alat musik dalam ibadat karena pada awalnya penggunaan alat musik biasa digunakan oleh kaum penyembah berhala bagi ritus ibadat mereka bagi para dewa. Baru setelah tahun 1100 instrumen musik mulai diperbolehkan penggunaannya dalam gereja: Orgel Pipa. Pada masa ini musik biasa terbagi dalam dua pembagian: Musik Sakral dan Musik Sekular.

Musik Sakral
Pada masa ini musik sakral biasa disebut juga dengan istilah musik Plainchant atau musik lagu polos, yatitu musik vokal monofoni dengan syair bahasa latin yang dinyanyikan tanpa iringan. Musik plainchant ini digunakan bagi beribadat baik dalam misa ataupun ibadat harian (ofisi).

Musik plainchant disebut juga Musik Gregorian, berdasarkan nama dari tokoh musik plainchant yang terkemuka yaitu St. Gregorius Agung yang bertahkta sebagai Paus Roma dari tahun 590-604 Masehi. Musik Gregorian tadinya merupakan sebuah tradisi oral yang pada akhirnya di dokuemntasikan dengan menggunakan notasi awal.  Karakteristik dari musik gregorian adalah : Non Metrikal (tidak berbirama) dan memakai Tangga Nada Gerejawi. Karakteristik musik plainchant ada yang Resitatif (sederhana) ada juga yang Melismatis (rumit) ada juga yang merupakan kombinasi dari keduanya. Sebagai contoh jelas mengenai karakteristik musik plain chant, nyata dalam penggunaannya dalam ibadat: musik untuk misa biasanya lebih rumit dibandingkan musik untuk ibadat harian.
 Tangga nada gerejawi atau modus gerejawi: Doris, Frigis, Lydis, Mixolydis.

Musik Sekuler
Seperti dengan musik sakral, musik sekuler juga berkembang pada mulanya secara tradisi oral, yang menjadi musik populer, yang syairnya ditulis oleh penyair musik. Di Perancis Selatan dengan istilah Troubadours, di Perancis Utara dengan istilah Trouvers dan Minnesinger di Jerman dan Austria.
Isi dari musik-musik populer dari jaman ini biasanya bertemakan kepahlawanan atau perjuangan sebagaimana pada masa ini terdapat banyak perang-perang terutama perang salib, tema lain yang disukai adalah tentang cinta atau romantisme, biasa berupa pujian atau keluhan dari kekasih kepada pasangannya, tema lain yang cukup berkembang lainnya adalah Lamentatio atau sebuah kidung ratapan mengenai kematian dari bangsawan atau orang yang disegani atau dikasihi. Contoh jenis musik sekuler dalam masa ini: Alba (nyanyian pagi), Pastourelle (nyanyian gembala) dan Estampie (musik dansa)

Perkembangan Musik Monofoni (Perkembangan menuju musik polifoni)
Musik pada zaman ini bermula dalam bentuk yang sederhana dan pada akhirnya mulai terjadi sebuah evolusi pergeseran dengan menambahkan melodi lain kepada bentuk monofoni yang sudah ada, hal ini membuat musik monofoni berkembang menjadi bentuk musik polifoni. Bentuk awal musik polifoni dalam zaman abad pertengahan adalah: musik organum. Musik organum adalah terdiri dari melodi plainchant yang ditambahkan rangkaian nada lain yang dibunyikan pada waktu yang bersamaan. Jenis musik ini berkembang di Katedral Notre Dame, Paris, Perancis yang dibangun tahun 1163-1235, tipe karakteristik polifoni yang dihasilkan masilah sangant sederhana.

Tokoh-Tokoh Penting Musik Abad Pertengahan
St.Gregorius Agung (590-604)
St.Hildegard dari Bingen (1098-1179)
Guillaume de Machaut (1300-1377)
Francesco Landini (?-1397)

Subscribe to receive free email updates: